SEJARAH RESIMEN MAHASISWA



Resimen Mahasiswa pertama kali dibentuk oleh Jendral Besar A.H. Nasution (alm). Tanggal 13 Juni – 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senapan ke medan laga. Mahasiswa – mahasiswa walawa (WAJIB LATIH MAHASISWA) dididik di Kodam VI Siliwangi dan para walawa diberi hak menggenakan lambing Siliwangi.

Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat meyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.

Isi Trikora:

  1. Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
  2. Gagalkan Negara Boneka di Papua
  3. Adakan Mobilisasi Umum

Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi , maka oleh pihak Univesitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI Siliwangi, berdasarkan:

  1. drg. R. G. Surya Sumanti (Rektor UNPAD) selaku Koordinator
  2. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku wakil Koordinator I
  3. Kusdaminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
  4. Moch. Sunaman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris

Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari kodam VI/SLW. Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962 – 1963 termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/I Jabar(Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit – prajurit TNI (sekarang Secaba Dam III/Slw, Bihbul).

Satuan – satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa uiversitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih – pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A. H. Nasution Jendral TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwagi. 19 Januari 1978 dikeluarkan lagi SKB3 menteri tentang juklak pembinaan organisasi Resimen Mhasiswa. Bersama Keputusan bersama tiga Menteri Menha, Mendiknas, dan Mendagri dam Otda No: KB/14M/X/2000, No:6/U/KB/2000, dan No:39 A tahun 2000 tanggal 11 Oktober 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mhasiswa. Resimen Mahasiswa  Mahadipa satuan 939 UMP berdiri pada tanggal 5 Oktober 1985 di bawah Komandan Hari Kuswarno.

“Widya Castrena Dharma Siddha” merupakan semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia yang berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti “Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan”. Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan denngan jiwa keperwiraan, kekesatriaan serta kepemimpinan, bukan sekedar kehalian dalam bertempur atau pun yang sejenis.